
IRAMA KEJAYAAN
Sebuah dualisme yang mengakar menantang nalar,
Membentang luas dari bibir kalangan pengaku pemikir.
Cipta tanpa batas di alam pikir dan terus mengukir,
Namun hanya karikatur yang tak teratur yang membujur.
Satunya berserikat menuju menang,
Yang lain sibuk mengumpulkan ambisi terang.
Sehingga menuju kebiasaan tenang,
Hanyalah seirama lalu terbang.
Waktu terus berjalan, kawan.
Kita tertinggal ketika hanya nada ambisi.
Ambisi hanya pada kejayaan manusiawi,
Tanpa berlabuh sebagai pemikir kemajuan.
Kawan, semua orang pada dasarnya adalah sama,
Pemikir namun berbeda arah.
Hanyalah itu sebagai pembeda,
Maukah engkau ketika kejayaan kembali berirama?
Kekuatan kepercayaan akan memaksanya,
Percayalah !
Engkau mulai bersanding tanpa pembeda,
Menghendaki makna ambisi adalah sama.
Maukah engkau kejayaan kembali berirama?
Karena kata menyelamatkan, di mulut semata-mata.
Berjalan, semakin lamban, dan terus menghilang.
Hingga sia-sialah sudah mengganti ambisi terang.
Oleh : (/S.A)